Jumat, 18 Maret 2011

Electronic Fuel Injection atau EFI

TENTANG MESIN EFI
   EFI adalah sistem karburator digital, menggantikan sistem Karburator manual yang banyak digunakan saat ini.
    EFI sudah mulai diterapkan pada mesin sepeda motor perlahan tapi pasti.
   Pada EFI terdapat ECU yang bertugas mengatur kondisi AFR ideal selalu tercapai, meski kondisi sepeda motor berubah-ubah.
   Dengan tercapainya AFR ideal, maka pembakaran yang dihasilkan mesin dapat sempurna. Yang berakibat kadar buang gas beracun akan semakin berkurang atau tingkat polusi rendah.
   Dengan EFI tenaga yang dihasilkan engine pun tetap optimum setiap saat.

TUJUAN PENGAPLIKASIAN SISTEM EFI
Tujuannya adalah sebagai berikut :
   meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar (fuel efficiency),
   kinerja mesin lebih maksimal (optimal engine performance),
   pengendalian/pengoperasian mesin lebih mudah (easy handling),
   memperpanjang umur/lifetime dan daya tahan mesin (durability),
   emisi gas buang lebih rendah (low emissions).

Komponen Utama EFI
    ECU (Electrical Control Unit)
   Fuel Pump
   Pressure Regulator
  Temperatur Sensor
  Inlet Air Temperatur Sensor
   Inlet Air Pressure Sensor
   Crank Shaft Sensor
   Camshaft Sensor
   Throttle Sensor
    Fuel Injector
    Speed Sensor
    Vehicle-Down Sensor

ECU (Electrical Control Unit)
Pusat pengolah data kondisi penggunaan
mesin, mendapat masukkan/input dari sensor
sensor mengolahnya kemudian memberi
keluaran/output untuk saat dan jumlah
injeksi, saat pengapian.

Fuel Pump
Menghasilkan tekanan BBM yang siap diinjeksikan.

Pressure Regulator
Mengatur kondisi tekanan BBM selalu tetap (55~60psi).

Temperatur Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu mesin, kondisi mesin
dingin membutuhkan BBM lebih banyak.

Inlet Air Temperatur Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu udara yang akan
masuk ke mesin, udara dingin O2 lebih padat, membutuhkan
BBM lebih banyak.

Inlet Air Pressure Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara yang akan
masuk ke mesin, udara bertekanan (pada tipe sepedamotor
ini hulu saluran masuk ada diantara dua lampu depan) O2
lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Atmospheric Pressure Sensor memberi masukan ke ECU
kondisi tekanan udara lingkungan sekitar sepedamotor, pada
dataran rendah (pantai) O2 lebih padat, membutuhkan BBM
lebih banyak.

Crankshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan kecepatan putaran
mesin, putaran tinggi membutuhkan buka INJECTOR yang
lebih cepat.

Camshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya
langkah hisap yang membutuhkan buka INJECTOR.

Throttle Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan besarnya bukaan aliran
udara, bukaan besar membutuhkan buka INJECTOR yang
lebih lama.

Fuel Injector
Gerbang akhir dari BBM yang bertekanan, fungsi utama
menyemprotkan BBM ke dalam mesin, membuka dan
menutup berdasarkan perintah dari ECU.

Speed Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi kecepatan sepedamotor,
memainkan gas di lampu merah dibanding kecepatan
90km/jam, buka INJECTOR berbeda.

Vehicle Down Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi sepedamotor, jika motor
Terjatuh dengan kondisi mesin hidup maka ECU akan
menghentikan kerja FUEL PUMP, IGNITION, INJECTOR,
untuk keamanan dan keselamatan.

Sensor-sensor pada ECU



PRINSIP KERJA EFI
   Jumlah aliran/massa udara yang masuk ke dalam silinder melalui intake manifold diukur oleh sensor aliran udara (air flow sensor), kemudian bahan bakar dicampur dengan udara oleh fuel injector.
   Fuel injector terletak di dalam intake manifold di belakang intake valve. Injector ini berupa solenoid elektrik yang dioperasikan oleh ECU. Kemudian data –data lain tentang kondisi mesin akan informasikan ke ECU (Electronic Control Unit).
   ECU menggunakan serangkaian sensor untuk menentukan oksigen intake, outtake oksigen, tekanan manifold, kecepatan, tegangan, suhu dan posisi throttle untuk perhitungan yang akurat  jumlah bahan bakar yang dibutuhkan.
   ECU akan memberi sinyal ke injector dengan mengubah-ubah injector ground circuit on dan off bergantian.
   ECU akan mengatur lama pembukaan injektor, sehingga bensin yang masuk ke dalam pipa saluran masuk (intake manifold) melalui injektor telah terukur jumlahnya. Bensin dan udara akan bercampur di dalam intake manifold dan masuk ke dalam silinder pada saat langkah pemasukan. Campuran ideal siap dibakar.
   Idealnya untuk setiap 14,7 gram udara masuk diinjeksikan 1 gram bensin dan disesuaikan dengan kondisi panas mesin dan udara sekitar serta beban kendaraan. Bensin dengan tekanan tertentu (2-4 kali tekanan dalam sistem karburator) telah dibangun oleh pompa bensin elektrik dalam sistem dan siap diinjeksikan melalui injektor elektronik.

PERBEDAAN SISTEM EFI DAN SISTEM KARBURATOR
SISTEM KARBURATOR (manual)
    bensin dari tangki disalurkan ke ruang pelampung dalam
            karburator melalui pompa bensin dan saringan bensin.
            Selanjutnya bensin masuk ke mesin melalui lubang jet dalam ruang venturi (ruang untuk menambah kecepatan aliran udara masuk ke mesin). Sehingga jumlah bensin yang masuk tergantung pada kecepatan aliran udara yang masuk dan besar lubang jet. Karburator tidak bisa mendapatkan jumlah bahan bakar yang masuk berdasarkan kadar O2 yang ada di udara saat itu. Sehingga campuran bahan bakar yang terjadi tidak lagi ideal.
   Bahan Bakar dihisap oleh mesin
    Sistem pengapiannya terpisah.

SISTEM EFI (electric)
    bensin diinjeksikan ke dalam mesin menggunakan injektor
            dengan waktu penginjeksian yang dikontrol secara elektronik. Injeksi bensin disesuaikan dengan jumlah udara yang masuk (kandungan O2) dan putaran engine, sehingga campuran ideal antara bensin dan udara akan terpenuhi sesuai dengan kondisi beban dan putaran mesin.
    Bahan Bakar di injeksikan/disemprotkan ke dalam mesin.
    Sistem pengapian menyatu.

KEUNGGULAN SISTEM EFI DIBANDINGKAN SISTEM KARBURATOR
   Sistem EFI lebih mampu mengendalikan kerugian yang ditimbulkan karena perbandingan udara dan bahan bakar tidak ideal yang menjadikan bensin boros pada campuran yang terlalu banyak bensin.
   Sistem EFI lebih mampu mengendalikan emisi gas buang berlebihan dan tenaga tidak optimal yang disebabkan karena pembakaran tidak sempurna.
   Sistem EFI lebih mampu mengendalikan kerusakan mesin pada jangka pendek maupun jangka panjang yang lebih cepat terjadi serta beban kerja mesin dan kondisi lingkungan (suhu dan tekanan).
   Sistem EFI bisa meningkatkan performa engine dan lebih hemat bahan bakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar